berlari ditengah hijau-hijau bibit padi
tertawa melepas penat perang dengan kertas dan pensil
lalu terbaring dihamparan ilalang-ilalang
sembari menengadahkan wajah melihat benda putih yang bergerak seolah perlahan dengan teman angin yang selalu setia bersama nya
sekilas angan bermain-main dalam otak
terukir lah senyum dalam wajah ku
ku ingat-ingat perjuangan ku menghadapi perang itu
betapa jantung tak pernah pengertian
sulitnya ingatan dalam memutar memori
keterpaksaan kadang menjadi penggoda besar
kini telah ku selesaikan perang itu
entah akan berakhir apa
tapi ya sudah lah
aku hanya ingin teriakkan, "aku telah selesai kan ini semua!"
dan aku melakukan nya
kini khayalan ku mulai menjelajahi
ingin rasanya ku temui orang yang membuat perang ini
bukan untung memarahi atau mengerutu
tapi hanya ingin bilang bahwa aku mampu melewatinya
ingin hati aku ungkapkan dihadapan nya
bahwa aku telah berhasil menghadapi ujian dari nya
oh presiden ku
dari pemerintahanmu lah aku benar-benar merasakan sebuah perjuangan
perjuangan yang walau tak terlihat begitu hebat
tapi begitu teramat sulit untuk seorang pelajar seperti ku
oh presiden ku
kini ku rasakan betapa menuntut ilmu itu penting
bukan untuk orang tua ku, guru ku, atau untuk siapa pun
karna cukup aku yang akan merasakan semuanya
oh presiden ku
aku tak pernah berfikir bahwa ternyata ini lah perjuangan yang dimaksud
tidak menggudakan kekerasan, tak perlu tombak atau pun bambu runcing
cukup gunakan apa yang seharusnya digunakan
kau tunjukan semua itu wahai presiden ku
walau kau tak berkata atau bersabda
tapi aku pahami dan aku mengerti
kini ku telah jalani ujian yang aku sebut ujian negara
lalu terbesit dalam angan ku
kata-kata yang menjadi pemompong namamu
"LANJUTKAN!"
ingin ku gapai cita ku dan ku perlihatkan pada mu, bahwa aku bisa
tersenyum aku, bahagianya negri ku
mempunyai pemimpin seperti mu
lalu kicau burung yang terbang diatas pembaringan
menegaskan hal itu
BY: Aulia Melandhita

Tidak ada komentar:
Posting Komentar