my blog

blog ini berisikan puisi serta cerpen karya "AULIA MELANDHITA"


LCD Text Generator at TextSpace.net

like my blog

Kamis, 01 April 2010

CERPEN: khayalanku

rintik hujan temani kesendirian mei yang sedang menangis dibawah pohon yang rindang, air mata yang jatuh bahkan lebih deras dari hujan disiang itu. menangis karena sebuah penyesalan akan orang tuanya (mei), dan rintihan tangis itu bergema karna hujan yang cukup deras dan angin yang kencang. disaat itulah datang surya yang terbit saat hujan reda dan memantulkan warna pelangi, dia adalah novi lelaki yang menjadi pengagum rahasia mei sekaligus sahabat terdekat mei. novi mencoba untuk menghibur mei dengan canda tawa dan berusaha untuk menghapus air mata diwajah mei, novi pun berusaha untuk membujuk mei agar tak kecewa
pada orang tuanya. novi berkata,"jangan salahkan mereka, ini hanya kesalah pahaman semata yang slalu akan ada karna kita manusia yang jauh tak sempurna dari sang maha pencipta. jangan menangis lagi mei, aku mohon". dan mei hanya mampu menjawab dengan senyuman saja

perlahan waktu berputar begitu nyata seakan ingin mengiringi mereka berdua, langkah kaki membawa mereka pada jalan yang salah. terhenti oleh segerombolan perampok yang hendak menodok mereka berdua, novi yang hendak melawan justru tertusuk pisau dibagian perutnya dan terbaring tak berdaya. perampok itu terkejut saat tau bahwa dia telah menusuk seseorang lalu perampok itu melarikan diri dan kabur, mei hanya bisa berteriak meminta tolong

sesampainya dirumah sakit mei hanya bisa menangis dan ketakutan saat melihat novi yang terbaring diranjang empuk dengan percikan darah yang merah, kepiluan mei memuncak setelah ibunda novi datang dan menangis yang tak tertahankan. mei keluar dari ruang rawat dan membiarkan ibunda novi berdua saja dengan novi yang tidak sadarkan diri itu, lalu mei hanya menunggu diruang tunggu sembari beberpa kali melihat keadaan novi dibali kaca yang terdapat dipintu ruang rawat novi.

waktu terus berlalu sang mentari mulai turun bersembunyi dibalik bukit, mei belum beranjak dari rumah sakit itu begitu juga dengan ibunda novi. mei mengintip dibalik pintu dia melihat ibunda novi yang sedang membelai rambut novi dan sesekali mencium kening novi, dengan tutur kata yang halus ibunda novi berkata,"sayang bukalah matamu dan lihatlah ibu yang ada disampingmu, sayang dengarkanlah ibu dan rasakan apa yang ibu rasakan saat ini".

terisis hati mei mendengar tutur kata seorang ibu yang sangat sayang pada anaknya, mei sangat menyesal karna pernah merasa kecewa pada orang tuanya dan pernah merasa ketidakadilan akan dirinya. melihat perlakuan ibunda novi kepada novi telah membukankan mata mei akan berartinya seorang anak bagi orang tua begitupun sebaliknya begitu berharganya orang tua untuk seorang anak.

mei pun terus menangis dan tak ada hentinya dikursi tunggu, tiba-tiba datang okto (sahabat novi) yang melihat mei sedang menangis. dihampirilah mei dan okto mencoba untuk memberikan ketenangan kepada mei, okto yang menjadi tempat curhat novi tak sanggup untuk menutupi apa yang novi rasakan kepada mei. sembari berbasa-basi okto menceritakan kepada mei tentang perasaan sahabatnya itu kepada mei karna okto ingin sekali cinta sahabatnya itu tidak dipendam selamanya, walaupun okto sadar bahwa apa yang ia ceritakan akan menambah perih dalam hati mei. tangisan mei tak ada hentinya apalagi setelah mendengar perkataan okto laksana petir menyambar hati, okto yang tak tega melihat mei seperti itu memberikan bahunya untuk tempat bersadar mei untuk meluapkan segala emosinya saat ini. mei pun menanggapi apa yang okto berikan, mei menangis dalam rangkulan okto dan belaian dari tangan okto dari ujung rambut sampai ujung rambut sedikit meluluhkan hati mei.

saat mei sedang bersandar dibahu okto datanglah juli dan april (sahabat mei dan novi), april bertanya kepada okto dengan nada rendah dan agak berbisik-bisik agar tak terdengar oleh mei lalu okto pun menjawabnya dengan nada yang rendah pula. juli mengusap rambut mei sambil berkata,"mei" lalu mei pun berusaha untuk menoleh kepada juli. dibuat tercengang oleh mei mereka bertiga saat melihat air matanya mei bukan lagi berwarna bening bagaikan air melinkan merah laksana darah, dipeluklah mei oleh april dan mei masih saja menangis. disaat sedang dipeluk oleh april badan mei lemas lunglai tak berdaya dan pada akhirnya mei pun terjatuh dan pingsan. dibawalah ia keruang perawatan.

satu jam telah berlalu mei pun telah sadarkan diri dan orang pertama yang mei panggil adalah novi, tak ingin membuang waktu mei pun bergegas bangun dan hendak menghampiri novi tetapi para sahabatnya mencoba untuk menghalangi mei karna keadaan fisik mei saat itu sangatlah lemah dan tak memungkinkan untuk menghadap menemui novi. mei pun mau mengalah dan diapun beristirahat sejenak, dan disaat itu pula novi menghadapi oprasi bedah. tragis, dramatis , sekaligus romantis kedua sejoli ini harus terbaring dirajang rumah sakit dan berjuang untuk hidup demi sebuah cinta atau kasih sayang.

waktu terus berjalan jarum jam terus berputar dan penantianpun telah berakhir. setelah oprasi selasai, novi hanya meminta sati hal pada ibundanya yaitu ingin bertemu dengan mei. dengan tersenyum ibunda novi memberikan izin kepada novi untuk bertemu dengan mei, dan membiarkan novi untuk berbicara empat mata dengan mei.

kira-kira sudah pukul 19:30 WIB. mei pelahan masuk ke ruang rawat novi dan mereka dibiarkan berbicara empat mata, mei dan novi bicara empat mata dalam ruang rawat dan dalam keadaan sunyi dan hening laksana dunia hanya mereka berdua yang menempatinya. novi mengungkapkan perasaanya kepada mei dan mei hanya tertunduk dan menitihkan air matanya, lalu novi memegang kepala mei dengan lembut dan menghapus air mata mei yang jatuh membasahi pipi mei sambil menatap mata mei sangat dalam, novi berkata,"air matamu tak akan jatuh lagi, aku janji (dengan tersenyum sambil membelai pipi mei). dan jika kelak aku akan pergi, iringilah aku dengan senyummu bukan dengan tangismu. apakah kau mau berjanji padaku?"

mei hanya mampu tersenyum tanpa kata-kata dan larut dalam suasana, entah apa yang mei rasakan mungkin tak mampu terlukis oleh tinta manapun dan tak bisa digambarkan oleh warna apapun juga yang ada didunia. sejoli ini terbawa dalam suasana, memandang dengan mata yang sempurna, mendekap dengan rasa kasih dan sayang, makin lama makin larut dalam suasana cinta. padangan mereka berdua sangatlah dalam dan membawa mereka pada gelora asmara, bagaikan ada sesuatu yang merasuki jiwa mereka berdua laksana rasa kenikmatan duniawi yang tidak terhingga. semakin lama bibir mereka semakin dekat dan tanpa mereka sadari merekapun ber(sensor) dengan penuh gelora asmara. seakan rasa telah menyatu dalam hati mereka berdua dan bagaikan dunia ini mereka yang punya, mereka tak menyadari bahwa para sahabatnya memandang dari kejauhan tapi untungnya ibunda novi tidak melihatnya. mereka berdua tersipu malu saat tau bahwa apa yang mereka lakukan dilihat oleh para sahabatnya dan para sahabatnya hanya berkata,"ehmm..." dan mereka hanya tertawa seakan tak terjadi apa-apa saat ibunda novi datang.

TAMAT




kisah yang ...... tpi sayang itu hanyalah khayalan "AULIA MELANDHITA" saja, ehehehe.

Tidak ada komentar:

Aulia Melandhita